Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT. Yang telah umpama memberikan rahmat, nikmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat dipertemukan dengan
bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, nikmat, barokah, dan ampunan.
Tak lupa kepada bapak/ibu juri yang saya hormati beserta
seluruh peserta yang saya cintai.
Perkenalkan, nama saya Vita Anggraeni. Berumur 14 tahun.
Merupakan perwakilan dai remaja dari titik desa Ajibarang Kulon. Saya berdiri
disini, akan menjelaskan/ menerangkan sedikit mengenai sebuah kultum dengan
judul Bentuk kemenangan yang diharapkan tumbuh beserta hal-hal positif untuk
mensucikan jiwa di dalamnya.
Membahas mengenai hal positif. Hal-hal positif itu sangatlah
banyak. Benar dan sungguh banyak. Seperti hal kecil yakni menyingkirkan duri
dari jalan itupun termasuk hal positif. Hingga hal besar seperti berperang.
Yang saya maksud hal besar di atas. Adalah berperang
melawna diri kita sendiri. Melawan hawa nafsu ( passion). Karena tidak ada
perang besar kecuali perang melawan nafsu kita sendiri. Hanya 1 solusi untuk
mengalahkannya. Yaitu kesabaran.
Itu hanya sekilas. Mari kita bahas lebih banyak mengenai
hal positif di beberapa kemenangan yang diharapkan tumbuh di hari kemenagan.
Bapak/ ibu yang saya hormati.
Rahim Ramadhan akan melahirkan beberapa sosok manusia dan
pribadi muslim yang sukses dan menang. Melalui ibadah Ramadhan menuju
kemenangan.
Jika kau tahu, bentuk kemenangan itu ada 3, yaitu :
1)
Kemenangan Spiritual / Jiwa
Telah dijelaskan
dalam firman Allah SWT di Surah As-Syam ayat 9-10.
Artinya:
“Sungguh tlah
menang dan beruntung orang mensucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang
mengotorinya”
Jiwa
yang menang adalah jiwa yang selalu bersih dan suci dari berbagai noda dan
penyakit. Seperti syirik, sombong, hasad, dengki. Yang tak diharapkan hadi di
Ramadhan ini.
Takwa, adalah hal positif di dalam
kemenangan ini. Takwa adalah suatu kondisi iman dan semangat spiritual yang
harus selalu terpatri di dalam jiwa seseorang. Perumpamaan dari Ubay bin ka’ab
ketika sedang berbincang dengan khalifah Umar bin khattab.
“wahai amirul mukminin. Apa
yang anda lakukan di saat anda melewati jalanan yang penuh dengan duri?” Ubay bertanya. “saya akan meneguhkan pandanganku agar
langkah kakiku tidak menginjak duri” Umar bin khattab menjawab. “ ya, amirul mukminin. Itulah Taqwa” Ubay
berkata.
Betapa indahnya, bukan? Perumpamaan
Taqwa dari Ubay Bin ka’ab. Tapi, selain takwa. Ada 1 karakter jiwa yang ingin
dibina oleh Ramadhan. Yaitu Jujur/ Amanah.
Apabila dalam Pemilu 9 juli kemaren
kejujuran tidak tertera. Maka, hancurlah Pemilu generasi berikutnya. Karena
tidak lain Kejujuran adalah salah satu Azas Pemilu yang tertera dalam UUD pasal
22E ayat 1. Selain langsung, umum, bebas, adil, dan rahasia.
Sama halnya dalam kehidupan kita.
Jika terjadi krisis Kejujuran, maka hidup kita akan melahirkan sebuah
kehancuran demi kehancuran. Tapi sebaliknya, jika krisis itu tak terjadi.
Kedamaianlah yang akan kita rasakan dalam hidup.
2)
Kemenangan Emosional
Ibadah
puasa akan selalu membimbing umat manusia untuk dapat mengendalikan hawa nafsu
dan jiwanya. Dengan berbagai cara yang baik. Seperti berdzikir dan
bersyukur kepada Allah SWT.
Apabila
cara yang baik itu, zikir dan syukur telah tertera dalam diri dankehidupan kita
sehari-hari. Maka itu adalah indikasi dari Emosional yang telah terkendali.
Bapak/
ibu yang saya hormati
Itulah
yang saya maksud dengan Kemenangan Emosional.
3)
Kemenangan Intelektual
Kemenangan
ini biasanya ditandai dengan kecerdasan. Kecerdasan dalam memahami realita
kehidupan.
Kecerdasan
intelektual dalam perspektif islam ditandai dengan :
·
Selalu bisa membedakan mana haram dan mana yang halal.
·
Selalu dapat mempertimbangkan antara manfaat dan mudharot
·
Selalu bisa mengerti akan hak dan kewajiban.
Itulah, 3 bentuk kemenangan besar beserta hal-hal positif
yang terkandung di dalamnya. Yang diharapkan dapat diraih mulai dari sekarang
hingga di hari kemenangan nanti. Secara konkrit/nyata dalam setiap muslim
melalui ibadah puasa ramadhan.
Dalam melaksanakan ibadah puasa ramadhan kita harus
selalu mengintropeksi diri di setiap hari-hari bulan ramadhan, instropeksi itu
sangatlah penting. Untuk dilakukan agar kita dapat menjadi muslim yang baik di
hari kemenangan dan agar Ramadhan tidak hanya sebatas rutinitas tahunan.
Mungkin cukup dari saya. Semoga penjelasan yang saya
jelaskan tadi itu dapat dimengerti secara benar dan bermanfaat dalam kehidupan
kita semua. Saya memohon maaf, apabila ada tingkah laku / tutur kata yang
salah, kurang sopan, dan kurang berkenaan di hati bapak/ibu semua. Sekian,
terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
Nama
: Vita Anggraeni
Kelas
: IX D (33)
Comments
Post a Comment