It’s Unwisdom
Antonio,
namaku. Deferald Huntenduln. Dengan panggilan Antonio. Suatu kata yang tak
bermakna. Dan membingungkan. Apakah ada dalam nama aneh panjangnya itu.
“Kristal
itu tlah hilang” Kata Gress.
“Sungguh? Rambut coklat?” Tanya Antonio.
“Hey rambut kuning. Bibirku merah,dan rambutku
hitam.” Jelas Gress kembali.
Kita
berbincang dengan serius di Laboratoriumku. Meneliti sebuah hal yang hilang
dengan topic batu ajaib dan menyebalkan.“ kunci itupun, sama.” Kataku duduk dan
memang duduklah kali ini. “ Anjing itu menggonggong, dan kata paswordnya tak
menandakan kalimat yang asli.”
“
Harusnya P-R-I-N-C-E, waugwaug waug waug waugwaug…..” Jelas Gress dengan
menirukan suara anjing Monleyku.
Kitapun sama, meneliti suatu benda yaitu
kunci. Kunci abad ke-10. Berlapis emas, berintikan intan polyvoli. “ Benar. Ibu
…… Roti selai kacang dengan sandwich apakah telah siap..?” Suaraku terlantang
kepada sang Ratu rumah.
“ Antonio, keluarlah! Kunci ini terlalu keras”
Teriaknya menjawab.
Glek, dan glek. Kuncinya terbuka. Kita berlari
dan tanpa mencuci kedua tangan, kita menyambar roti itu. “Gres, bukankah kau
lebih menyukai roti,” Kataku.
“ Makanan yang belum pernah apa salahnya.”
Jelasnya melawanku.
Gres, dia tengah bermain di rumahku waktu itu.
Tanpa malu, temanku ini menyambar salad dan sandwichnya. “ Yummy, ibuku tak
dapat membuatnya” Gress benar-benar menikmatinya. “Kau belum bertanya bukan?” Tanyaku.
Siang itu, terik matahari tersenyum lebar.
Beradiasi melalui bumi hingga karbondioksida dan oksigenpun tak dapat
menghalangi senyum dan duri tajamnya. “Monley, dimana dia?” Tanyaku.
Monley Retersfeys, robot anjing terbaikku.
Dialah robot ciptaan pertamaku. Tak heran dia slalu muncul, dan bekerja
menggunakan password kesukaannya. Makanannya hanya oli. Tidak, dia jarang makan
itu.
Berpuasa selama hidupnya. Dan akulah
penciptanya. Mengabdi dan tunduk hanya kepadaku. “ Apakah di berlari dan
memotong rumput di belakang ?” Tanyaku pada ibu.
“ Tentu, jadwal pukul 14.25nya.” Tukas Ibu.
“ Antonio, aku kagum padanya.” Membingungkan,
kenapa dia. terlihat merah dan panas. Apakah ? Ah, tunggu.
“Jangan…..”
“Glek”. Monley, dia jatuh dan mati. Kenapa ?
Jatuh dan mati itu adalah kesimpulan yang
terlalu singkat. Riwayat hidup yang singkat. Dia baru berumur 5 tahun. Muda dan
Kuat. Tak meyakinkan jika menuduh.
“Ibu, siapa yang terakhir?”
“Kau, kau yang membawanya di Lab.” “Benar.
Lalu, selain jawaban diriku.”
“kau tak perlu menuduh. Bukankah monley hanya
mengabdi dan tunduk kepadamu.”
Kasih sayangku pada monley sangatlah besar.
Dialah yang membuatku tercetak di majalah pagi minggu lampau/ aku harus bekerja
semalaman bahkan bulanan untuk menggarap monley. Lama, ituah waktu.
“kau akan libur kali ini” “mana mungkin, ini
hanya memperbaiki saja”
“alasanmu itu tidak membuatku bahagia”
Dia pergi keluar. Tanpa menolehku, apa
sebabnya? Dia aneh. Bukan dia yang kumaksud. Mungkin akhir-akhir ini dengannya.
“tapi, hal itu tak dapat terjadi”
Dia adalah sahabatku. Sahabat yang selalu
mendukungku jika ada hal yang aneh dan membingungkan. “dimana aku memperoleh
Kristal itu?”
Kristal itu, sebuah diamond kecil berwarna
bening. Hanya dia yang dapat membantuku. Tapi dimana kunci emas abad ke-10
itu?. Menghiang tanpa sebab. Misterius kali ini. "hanya para roh saja yang
tau akan semua hal itu”
Apakah $ 10 cukup untuk itu. Membeli cadangan
robot monlyeku. Terasa sangat mencurigggakan disini. Kasih sayang tlah lenyap.
Itu hanya perasaanku.
Tek, tek, tek. Jam kusam berdetak. Menandakan pukul 11
malam. Kuperiksa sedikit demi sedikit. Chipsnya? Chpisnya, jantung robotku hilang.
Menghilang begitu saja. Apakah saat ini waktu yang tepat? Sedangkan saat berada
di sekolah.
“tunggu, tunggu Gres!” aku berusaha berlari.
“Antonio, sepertiya Mr. Holly memanggilku.”“oh,
benarkah.”
Dia
pergi. Tapi, layak menghindar tanpa sebab. Apakah? Hati nurani kecil ini benar.
Gresslah yang mengambil. Tlah 5 hari dia tak datang ke rumahku. Semenjak rambut
kuning itu berakhir pekan. “ Gres, aku yakin ini salah”“kau, hey kau menuduhku
lagi” aku hanya terdiam. Kapan terakhir kali aku menuduh hidung jerawat itu.
“ tidak.
Itu hanya suatu logika yang menurut Mrs. Henley adalah benar.”
“kesempatan
itu tak dapat teratasi” “apakah sama dengan kelakuanmu itu Gres??”
Kenapa?
Dia berlari. Geram rasa melihatnya bertingkah laku tak. Tidak lagi. Perih kasih
ini sia-sia. Pilu dan sedih. Meyakinkan sebuah jawaban YA. Ya, dialah
pencurinya. Chips, jantung Monleyku. Aki rindu gonggongannya. Chipsnya. Chips
emas itu beraus-ratus dolar. Butuh bertahun-tahun untuk memilikinya. Itupun
jika nasib hanya sebuah mimpi. Aneh, hilang semua.
Aku
mulai penelitianku. Mengubah sedikit demi sedikit. Masin kecil itu. Sebuah
harapan jika monley kembali hidup atas bantaun-Nya. Mana mungkin. Jika Monleyku
mati. Dengan kesimpulan cerita rangkap. “Monley, uangku hanya $ 1. Sedangkan
itu berharga ratusan ribu”
Apakah
benar. Saatnya waktu menuduh tlah sampai. Klimaks kasih saying segera dimulai.
Perdebatan akhirnya. Dia selalu menghindar. Monley mati, barang yang terkenal
dimasa lampau. Anjing robot periharaanku. Menyedihkan, mati dengan sia-sia.
“ Gres.
Dari mana kau?” “apa aku harus mengatakannya.”
“ada apa
denganmu? Apa karena alasan itu.”
“tidak,
saat ini aku harus pergi. Mobil cars unit 2 tlah keluar. Uangku tidak mau
ditanganmu” “ tolong Gres. Apakah ini kesimpulannya??”
“cerita
ini masih terlau panjang. Diam, aku tak mau tertinggal sebelum gerbang itu
tertutup”
Dia
lebih memilihnya. Berlari menuju took mainan depan rumahnya. Tinggalkan aku
sendiri. Di terotoar warung. Cerita ini masih panjang? “apa maksudnya. Mobil
cars, dia lebih memilih itu. Meninggalkanku.
Halus
perkament ini. Keabu-abuan. Dan tentu keras. Monley, anjingku. Tapi, mengapa
dia melakukannya. Sebelum bertindak. Apakah aku yakin akan menuduh tanpa suatu
bukti yang jelas. Tet,tet,tet,, handphoneku bordering. 1 messege. Dari
siapa?
Misterius,
nadanya tak seperti penuh dengan kasih saying. Bagai musuh dari persahabatan.
Apakah kasih saying ini akan punah dimakan Fatamorgana? Esoknya kuberangkat.
Sarapan roti. Lain waktu itu, selai kai ini strawbery dan pisang cookis.
“ Yummy, delicious, enak.”
“ Tasmu hitam?”
“ Aku akan pulang sore kali ini.”
Setelah terasa
aneh. Bumi ini berotasi terlalu kencang. Bulanpun lama tak muncul. Aku rasa dia
berbohong padaku. Pukul 1 siang. Anginnya, angin yang terasa dingin. “aku tak
yakin. Jika, kau akan muncul” “batang hidungkupun tlah ada disini”
“aku tak berjanji waktu itu”
Dia duduk, disana. Tempat yang tak dia
janjiakan. Di kursi kusam, penuh dedauan kuning berguguran. “aku tahu, kau
bingung.” “chipsnya, kembalikan. Monley membutuhkannya”
“sungguh?? Apakah harus?”
“Gres!!” “kasih sayang ini hilang begitu saja.
Tak ada”
“chipsnya!! Mana Gres??”
Dia hanya terdiam. Merenungkaan sesuatu.
Berpikir dengan seriusnya. Penuh mimic penyesalan. “aku” “Gres, aku tahu
itu.” “chipsnya tak akan kukembalikan” “kau
sahabatku??, bukan??”
Dia terdiam. Aku geram. Tidak. Apakah ini rasa
pertengkaran? Apakah juga. Tidak! Aku tidak mengingkannya. “aku tak yakin itu” “maksudmu”
“tidak. Tidak akan lagi”. Diam, dia terdiam
lagi. Apakah dia menyesal. Tidak, tidak akan mungkin. Dia, sih! Rambut kuning
menyesal begitu saja. Aku paham dengan cara berpikirnya dari dulu. Ketika, apa
yang dia mau ada di tangan putihnya itu.
“selain itu. Aku yakin pula. Kau
pencurinya!!!” tebakku berteriak. “pencuri?? Kau memang peringkat 1. Haha” dia
tertawa? Apa yang dia pikirkan. Uh! Sungguh menyebalkan. “apakah ini sebuah
perang lanjutan dari perang dunia ke 2” “tentu. Tapi, kau terlalu berlebihan
menganggap serius”
“Monley akan marah padamu, Gres”. Terpaksa aku
akan membuat programnya. “hey, rambut coklat. Dan, jari pendek. Raja dari
Mountequi. Sahabat ini hancur.” Apah? Aku tak mengerti. Sahabat ini HANCUR?
Mana mungkin. Dia mungkin tertular penyakit orang gila. Sedikit sakit terbentur
pohon itu. Atau terkena virus karat kursi itu. Uh! Inilah yang kukhawatirkan.
“Gres. Aku yakin inilah klimaks itu.” “bukan.
Inilah kesimpulannya.” Aku adalah anak laki-laki. Pelajar sekolah menengah
pertama di Belgia. Mengapa? Mata ini tersedup, meredup kemudian. menetaskan
butir-butir air mata. "aku pamit. itu kata terakhirnya" dan pergi
begitu saja. Kesimpulan? Tak ada arti di dalamnya. Menyebalkan, jadi dia
memanfaatkannya. Dengan menjualnya begitu saja. Menyebalkan.
Untuk dirinya sendiri. Jahat. Kali ini dia
jahat. Brak, kututup pintu kamarku
seketika. selepas pulang dari kesimpulan persahabatan. "kasih
sayang?" Apa yang dia pikirkan. Arti itu. Membingungkan, aku berusaha
tenang akan hal itu. Di tengah kesunyian suatu persahabatan. Kita, bukankah
kita tlah berumur 14 tahun? Mengapa harus bertengkar. Jari panjang itu
menyebalkan. Berdebat sebuah keserakahan.
"akulah yang bersalah. Ah! tidak, mana
mungkin." tak lama dari kataku handphoneku berdering lagi. tet,,tet,, berering lagi. betapa sibuk
handphoneku. Dan siapa ini?
Dari : Gres
Temui
ragaku disana. Tempat Klimaks menurutmu itu. Tempat cerita sahabat kita. Kutunggu kau pukul 1 siang.
Untuk : Antonio
Ada apa
ini. Apakah sebuah butir kristal paman Wolly tlah ditemukan. Dan keajaiban
munsul begitu saja. Kisah ini berbelok tanpa adanya persimpangan. Kring,,kring. Bel itu berbunyi. Mereka
bersorak. Saat yang mereka tunggu. jam pulang.
"Gress"-"Antonio"
"apa
yang kau lakukan? Apakah seorang penemu tlah menemukanya."
"diam.
Antonio, niatku 5 hari aku lakukannya. Tapi, tak bisa. Inih chips
Monleymu" "tapi,
apakah wahyu kunci itu ada! Kenapa kau?" "maafkan aku.
Terlalu
singkat untuk memungkirinya. Kunci itu dan kristal. Rambut Kunging itu,
menyerahkannya. Jantung Monley sayangku. "chipsnya, aku rindu
padanya." "kasih sayangmu begitu besar untuknya" "tentu.
Dia karyaku yang berhasil" ujarku. "dan diaman kasih sayangmu,
meninggalkanku sendiri. Ditinggal begitu saja". Apa yang dia katakan. Aku
tak paham dengannya. Sunyi seketika. Aku paham sekarang.
Aku
terdiam. Suara menghening. Berpikir dalam otak menggunakan logika
masing-masing. Apakah otaku ini layak dikatakan dengan otak MAMUT. "Gres,
maafkan diriku. Aku terlalu egois. Kau ditinggal begitu saja. Betapa buruknya
diriku"
"Tentu.
Otakmu adalah MAMUT" "Apah! Kenapa bisa"
"aku
selalu memaafkanmu. Jika kita bertengkar aku akan berpuasa panjang
sandwich" "jadi karena
sandwich ibuku??" "tidak juga"
Kita
tlah bersatu lagi. Berjalan menuju rumahku. Karena kali ini ibuku memasak
puding pink. Sih! Bonar itu jagonya makan. Ciumnya saja sampai mengendus bau
harum puding ibuku itu. Lezatnya. Monley hanyalah robotku. Bukan segalanya.
Hidup ini penuh misteri. Takan bisa untuk di tebak.
Apakah
kristal itu tlah ditemukan. Dan kunci polyvoli itu sama. Hanya imajinasilah
yang dapat menjawabnya. Berhatilah dalam tindakanmu.
Comments
Post a Comment