Skip to main content

CERITA RAKYAT ASAL MUASAL TELAGA PASIR


Pada zaman dahulu, hiduplah pasangan Suami Istri yang bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Mereka hidup di dalam hutan gunung Lawu. Mereka tinggal disebuh gubuk di hutan lereng gunung Lawu. Gubuk tersebut terbuat dari kayu dan beratapkan dedaunan. Gubuk tersebut sangat sederhana. Namun, gubuk terebut sangat aman, dari gangguan binatang liar dan panasnya terik matahari, dinding gubuk itu terbuat dari kulit kayu yang di ikatkan pada sebuah tiang kayu dengan menggunakan rotan. diantara dinding-dinding kayu itu diberi sedikit celah sebagai ventilasi sehingga udara segar dapat keluar masuk kedalam gubuk yg mereka tempati itu.
Kyai Pasir adalah seorang petani ladang. Dari hasil ladang itulah ia dan istrinya dapat bertahan hidup, walaupun hanya pas-pasan. Ladang milik Kyai Pasir terletak di tepi hutan, tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke ke ladang seperti biasa. Namun, ia sangat terkejut ketika akan menebang pohon. Karena melihat Telur yang besar tergeletak di bawah pohon. Ia pun mendekati telur tersebut. Ia bingung, telur apa yang ia temukan. Karena ia melihat di sekitar hutan tidak terdapat hewan unggas. Kyai Pasir tidak mau pusing memikirkan itu telur binatang apa. Baginya, telur itu adalah lauk yang enak jika dimasak. Oleh karena itu, ia hendak membawa pulang telur itu untuk lauk makan siang bersama istrinya di rumah. Ketika hari menjelang siang, ia pun mengambil telur tersebut dan di bawa pulang untuk diberikan kepada istrinya.
Setelah sampai di rumah ia pun segera menyuruh istrinya untuk di rebus. Sebelum telur itu di masak, Kyai Pasir pun menceritakan bagaimana ia menemukan telur itu. Setelah itu, ia kembali meminta istrinya agar segera memasak telur karena sudah kelaparan. Ia juga sudah tidak sabar ingin segera menyantap telur tersebut.
Nyai Pasir pun cepat-cepat membawa telur itu ke dapur untuk dimasak. Sambil menunggu telur matang, Kyai Pasir merebahkan tubuh sejenak karena kecapaian. Tak berapa lama kemudian, istrinya pun selesai memasak.
Setelah selesai memasak. Telur tersebut di bagi menjadi dua. Setengah dari telur itu di makan oleh Kyai Pasir. Ia pun memakan telur tersebut dengan sangat lahap. Setelah selesai makan, Kyai Pasir segera kembali ke hutan untuk meneruskan pekerjaannya.
Di tengah perjalanan kembali ke ladang. Kyai Pasir masih merasakan lezatnya telur yang ia makan bersama istrinya. Namun, ketika ia tiba di ladangnya. Tubuhya terasa sangat aneh. Tiba-tiba, seluruh tubuhnya menjadi panas, kaku dan terasa sangat sakit. Matanya pun berkunang-kunang serta keringat dingin di seluruh tubuhnya.
Karena sangat sakit, Kyai Pasir terjatuh ke tanah dan berguling-guling ke sana ke mari. Tiba-tiba, dari tubuh Kyai Pasir mulai tumbuh sisik, sementara mulutnnya mulai maju moncong ke depan. Kyai Pasir menjelma menjadi seekor naga jantan itu terus berguling-guling tanpa henti.
Sementara, Nyai Pasir yang berada di dalam rumah juga mengalami hal yang sama seperti suaminya. Ternyata, telur yang mereka makan adalah telur Naga. Nyai Pasir pun mulai merasakan sakit seluruh tubuhnya. Ia pun segera berlari ke ladang untuk meminta pertolongan kepada suaminya. Namun, setelah sampai di ladang ia sangat terkejut melihat suaminya sudah berubah menjadi Naga yang sangat menakutkan.
Karena ketakutan melihat suaminya yang sudah berubah, ia berniat untuk melarikan diri. Namun, karena tidak sanggup untuk menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Nyai Pasir pun terjatuh ke tanah dan berguling-guling. Dengan sekejap, seluruh tubuhnya mulai di umbuhi sisik yang sangat kasar dan berubah menjadi Naga.
Kedua Naga tersebut terus berguling-guling. Tanpa mereka sadari, mereka membentuk sebuah cekungan. Namun, lama-kelamaan cekungan tersebut semakin luas dan dalam. Tiba-tiba, muncullah semburan air yang amat deras keluar dari cekungan tanah itu. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar.
Cekungan yang berii air itu akhirnya berubah menjadi sebuah telaga yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Telaga Pasir. karena Kyai Pasir dan Nyai Pasir lah yang membuat danau ini.
Telaga Pasir ini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Magetan.
Pesan moral dari Dongeng Cerita Anak Asal Mula Telaga Pasir adalah berhati-hatilah dalam melakukan sesuatu. Ketika kita menemukan benda yang bukan milik kita, kita jangan mengakuinya. Tanyakan dulu kepada orang-orang disekitar kita.



SEMOGA MEMBANTU AKHI UKTHI ..... AYO TERUS SEMANGAT BELAJAR^^ 

Comments

Popular posts from this blog

MAKANAN KHAS DAERAH AJIBARANG

Hay, sobat. Welcome to my Incredible Blog. Kali ini aku mau kasih list nih buat kamu yang kepo dan cari referensi. Salah satu makanan Khas  daerah Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Untuk yang tertarik bisa mampir.. No. Nama Pangan Daerah Jenis Makanan/Minuman Deskripsi Makanan/Minuman 1. Kampel (Kupat Goreng) Makanan Sejenis makanan khas yang banyak diminati. Terbuat dari kupat dan irisan tahu maupun dages yang dibalut dengan adonan tepung yang gurih jika digoreng. Makanan yang cocok disajikan dalam kondisi dingin jika kampel masih terasa panas. Gurihnya semakin menjadi saat dipadukan dengan sambal hijau untuk dicolek maupun ditambah diantara kupat dan irisan tahu atau dages tadi. 2. Ranjem Makanan Makanan yang berasal dari ampas tahu ini menjadi salah satu makanan khas daerah Ajibarang. Makanan ini cocok dimakan saat masih han

BIOGRAFI SINGKAT SUHUD SASTRO KUSUMO

Haloo guys, kali ini saya akan update tentang biografi lagi nih. Kalian mungkin saja tak asing lagi dengan tokoh ini. Beliau adalah pencari tiang saat detik detik akan adanya pembacaan proklamasi Indonesia di rumah Soekarno. Let's check it Out !! Salah satu momen penting peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, selain pembacaan proklamasi adalah penggibaran bendera merah putih. Salah satu pelaku sejarah pengibaran bendera merah putih adalah Soehoed (baca: Suhud) disamping Latif Hendraningrat. Bernama lengkap Suhud Sastro Kusumo fotonya tampak jelas bercelana pendek saat peristiwa itu. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum menulis peristiwa tersebut dalam tulisan berjudul “Membuka Catatan Sejarah: Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945” : “Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua mete

Materi Seni Budaya Kelas X: Seni Rupa 3 Dimensi

Buat Kamu yang gak paham dengan materi penjelasan guru di sekolahmu, baca nih artikel yang udah saya susun rapih dan cetar membahana. Rangkuman untuk para pelajar SMA tuh. Cekidottt ><     1.     Pengertian Karya 3 Dimensi Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung, seni bangunan, (arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga.    2.     Fungsi Karya 3 Dimensi Dilihat dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fu