Skip to main content

CERPEN, GUE GAK, LO JUGA GAK DAPET


Karya vita anggraeni

“lo tahu? Sebetapa buruknya lo itu di sekolah ini?” Dia mendorong tubunya.
“aku gak tahu. Emang kenapa?” ..
“karena lo itu gak tahu. Gue bilang sama lo, karena kita berbeda. Mari bersalaman, jangan harap kita akan berteman di sekolah ini” mereka bersalaman. Stefa memberinya tangan dan pergi.
            Stefi terus berjalan menyusuri koridor sekolah. Seragamnya kotor karena ulahnya itu. Dia terus membersihkan bagian perut dan dadanya oleh saus tomat. Dan brakkkk, dia terjatuh.
“lo gapapa?”
“lo pikir ini gapapa, hah?” Dia berdiri. Menatap cowo itu mateng-mateng. “kenapa lo gak minta maaf?” Tanyanya.
            Cowo itu tersenyum padanya, dan pergi begitu saja. Tak menghiraukan tatapannya itu. Stefi menggerutu kesal, “kurang asem banget gue” dia melanjutkan jalanya menuju wc sudut sekolah.
            Bel nyaring berbunyi. Pertanda pulang sekolah tiba. Mereka semua bersorak kegirangan. Pulang secepat ini dalam kondisi juga seperti ini, kondisi yang sangat menyenagkan sekali buat mereka. Tak ada sama sekali pelajaran pada hari ini.
“fa? Kamu kenapa?”
            Stefa tak menghiraukan bela padanya. Dia terus membaca surat dari loker bukunya itu. Terjatuh sewaktu dia buka. Dan anehnya lagi. Coklat batang dua ada menyertai surat itu. Harum dan berwarna pink pula suratnya.
“ini dari siapa yah? Kok bawaanya aku ingin muntah”
“coba-coba kubaca”, bela menyambar surat itu dan membacanya seketika. “arghhhhh” teriaknya seketika. Membuat lorong loker kelas siswa menatap mereka. “sorry” dia tersenyum padaku.
            Tiba-tiba tangan stefa di tarik oleh bela, kayaknya mereka akan menuju taman belakang sekolah. Dan benar. Mereka sampai dan duduk di sebuah bangku kosong.
“kamu tahu fion?” Stefa menggelang. “ini fion. Dia suka sama kamu!!!!” Katanya seraya memegang tangan stefa erat sekali. Tapi, stefa masih tak mempercayainya sebelum fakta dan bukti memang ada.
            Stefa beranjak dari duduknya. Pergi meninggalkan bela yang masih duduk disana. Stefa berlari dan berlari. Dan brakkk, dia menabrak seseorang. Dia pria yang tinggi hingga dia terjatuh dan terpental beberapa centimeter. Stefa berdiri dan menatapanya.
“maafkan aku, kak” stefa sedikit membungkuk dan pergi.
“tunggu” suara kakak kelas itu dari belakang tubuhnya.
            Dan suara langkahnya yang kian mendekati stefa. Stefa berdiri berhenti seakan tengah menunggunya menghampirinya. Tepat sekarang, pria tinggi, putih, bermuka mulus tanpa jerawat nan ganteng dan berambut sedikit ikal ada di depannya. Tengah tersenyum lambayang kepadanya. Tipis bibirnya membuat kerutan yang indah di raut wajahnya. Tapi satu pertanyaan apakah kakak itu mengenal stefa.
“ada apa kak? Kan saya udah minta maaf tadi sama kakak. Kalo begitu beres” kata stefa terus saja menghadapkan mukanya ke bawah. Dia tak memiliki keberanian diri untuk menatapnya langsung.
“lo kan yang tadi pagi nabrak gue?” Katanya, “lo gak marah lagi sekarang?” Tambahnya kepada stefa.
            Stefa menatapnya sekarang. Bingung, memang sejak kapan dia menabraknya tadi pagi. Bukannkah dia tengah dan selalu berada dikelasnya. Dia jarang sekali jika pagi bahkan sebelum bel pun pergi meninggalkan kelas tanpa sebelum membaca sebuah buku matematika.
“kapan? Maksud kakak pagi?” Kakak itu mengangguk dan tersenyum lagi kepadaku. “kalo begitu maaf aku ada urusan sekarang. Jadi maafkan aku yah kak..” Aku memohon dan lagi tanpa menatapnya. Takut rasanya.
            Stefa langsung pergi tanpa kembali menatapnya. Pergi mulai menjauhi pria aneh itu yang dari sekian lama ini masih mengikuti stefa? Stefa mempercepat langkahnya. Terus, terus, dan berlari pada akhirnya. Dia terus berlari. Tapi, sial pria itu stefa lupa. Dia memiliki kaki yang panjang. Sial!
“si-al” katanya terus berlari menyusuri lorong-lorong. “ke-na-pa, a-ku ber-tem-u den-gan-nya?” Terengah engah nadanya gugup dan ketakutan.
“tunggu, lo”
            Kedengarnya pria itu telah menghentikan larinya. Stefa yang masih sanggup berlari, terus meneruskannya. Stefa melihatnya dari kejauhan dimana pria itu masih sama melihatnya berlari sekian jauh ini.
“untunglah, aku berhasil sampai di halte” dia duduk dibangku.
            Terlihat beberapa orang menghampirinya. Yang tak lain adalah adik kembarnya itu. Bersama geng tak bergunanya. Dia duduk di sebelah stefa yang masih kesal dan lelah atas  pelariannya itu. Malah ditambah, perlakuan adiknya itu.
“ups. Maaf yah kak. Gue gak sengaja hehe” meringis dia, stefi.
“gapapa, aku masih punya baju cadangan untuk besok kok. Aku pergi dulu”
            Stefa pergi terlebih dahulu dengan menaiki bus metromini itu. Stefi masih tersenang-senang melihatnya. Air kuah bakso yang sengaja ditumpakannya ini, memang sebuah pembalasan dari yang tadi pagi stefa lakukan. Stefa mengerti paham.
            Dia mulai memilih tempat duduk yang tepat untuk perjalanan 10 menitnya nanti. Dia berada di dekat sebuah seorang pria yang tengah asyik memainkan handphonenya. Stefa tak bisa melihatnya secara pasti, wajahnya masih terpaku pada jendela kaca bus ini.
“permisi, kamu ditagih setor bus mas?” Katanya sedikit mencolek pria berkulit putih itu.
“memang kenapa kamu berlari, hah?”
            Stefa membuka matanya lebar-lebar, melotot. Astaga. Pria ini. Kakak kelas. Yang tersenyum pada stefa sepulang sekolah tadi. Dan kini berada tepat di samping kursinya. Busnya berhenti di sebuah halte. Beberapa orang mulai memasuki bus. Beberapa kursi yang kosong tadi malah mulai terisi penuh dan sesak disini. Ide stefa untuk memindahkan dirinya malah gagal terpecah-pecah.
“ini pak” singkatnya seraya menyodongkan uang pada kenet bus. “lo kenapa lari?”
“memang sejak kapan kita kenal?”
            Stefa terus saja memalingkan wajahnya dari kakak kelas itu. Dia meminggirkan sebagian tubunya agar sedikit bisa menjauhinya beberapa inchi. Tapi gagal lagi. Badan si kakak itu malah bertambah lebar mendekatiku.
“lo gak kenal? Satu sekolahan tahu gue. Dan lo bukannya si pemarah itu?” Tanyanya.
            Stefa semakin bingung terhadapnya. Dia sepertinya memang mengenalinya sedemikian rupa. Tapi beginilah stefa, dia mana mungkin bisa menjadi menyeramkan jika bukan karena soal matematika di kelas. Mana mungkin dia suka marah.
“apa mungkin, itu kembaranku?”
“kem-baran?” Teriaknya, semua mata penumpang tertuju pada stefa dan dirinya. “maaf, hehe”
“iya, aku memang punya kembaran kak, dia stefi. Dia adikku, aku lebih tua dari padanya satu menitan. Dia memiliki sifat yang tadi kau utarakan padaku. Wah, jangan-jangan kau suka adikku?” Semua penumpang kembali melirik mereka lagi.
            Si kakak kelas itu malah membenahi kepalanya, bersandar di kaca jendela bus. Sepetinya dia galau mendengarnya. Tapi, memang apa yang dia perlu galauin. Inilah kenyataanya.
“kenapa ada dua, yah?”
            Bammm, kepalanya terbentur kaca keras sekali. Saat bus melewati tanggul yang sedikit lebih tinggi. Dan mulai meringis kepada stefa. Dia kembali melihat dan terpaku lagi pada handphonenya.
“minta nomormu?”
“untuk apa? Oh, aku tahu. Untuk bisa berhubungan langsung dengan adikku. Okeh! Akan aku kasih sekalian nomorku dan adikku”
            Lima menitan kakak kelas itu tiba dalam pemberhentiannya. Tepat di halte ke 26 kota ini. Kakak itu melambaykan tangannya kepada stefa. Stefa membalasnya sedikit, tapi tidak dengan senyuman konyol itu.
“lo kenal dimana kak fion itu?”
            Tiba-tiba beberapa anak perempuan sesekolahan mendekati kursi stefa, dan membuat sesak tempat duduknya, stefa terjepit. Dan kaget sedemikian rupa.
“kak fion?” Mereka mengangguk menjawabnya.
“dia kakak yang paling ganteng satu sekolahan lo tahu. Dia juga paling pintar dari murid yang lain. Dia peringkat pertama, wahhhhhhhhhhhh”
            Mereka mulai membayangkan yang tidak tidak sekarang. Kagum fanatic dan menyeramkan. Stefa ketakutan setengah mati jika mereka benar-benar fansnya.
“kita fansnya” singkat mereka seraya berteriak tak tahu malu.
“hah? Fans-nya?” Aku membuka mulut lebar, “jika dia sudah punya pacar gimana?”
            Mereka tersentak berdiri dan mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi *hanya sebatas ketinggian bus tidak lebih. Mereka melotot dan membatu beberapa detik.
“kita akan membuat rendang si pacarnya itu, hahahahahaha” kata salah satu dari mereka.
“hah??????” Kaget stefa mendengarnya saat itu juga mereka langsung melototinya.
            Halte ke 30. Pemberhentiannya tiba. Stefa berjalan menyusuri terotoar toko. Saat itu juga dia melihat adik kembarnya tengah berboncengan dengan salah seorang pria. Stefa tak bisa menyangkal atas kelakuannya akhir-akhir ini. Jika menyangkal malah menjadi-jadi. Begitu seterusnya.
            Stefa memasuki rumah, dan menaiki anak tangga demi anak tangganya. Dan membuka pintu kamarnya yang sedikit alot untuk dibuka. Dan lelah, karena itu dia membaringkan tubuhnya di kasur.
“kenapa lo? Ah, lo pasti kesal karena gue kan?” Tiba-tiba stefi muncul dari hadapnnya.
“fion suka kamu” stefa langsung beranjak berdiri.
            Stefi terus saja mengelapkan handuk pada rambutnya itu yang sedikit basah. Dan duduk di tempat tidurnya. Langsung membuka smarthphonenya. Dan mulai mendekatiku.
“aku sudah punya pacar. Ini dia” dia menunjukan layar handphonenya pada stefa, dan kembali pada posisinya di atas tempat tidur.
“banyak orang yang suka sama dia, kamu malah menyianyiakannya. Tadi saja dia terus menyangkal bahwa aku ini adalah kamu, fi. Dia berlari dan satu bus denganku karena kiranya aku ini kamu”
            Stefi tak mendengarkannya, dan malah pergi meninggalkannya sendiri. Dia turun ke bawah. Stefa membaringkan tubuhnya lagi. Sadarnya dia harus memberitahu kak fion atas beritanya ini.
“kak fion. Maaf sebelumnya, ternyata stefi tidak menyukai kakak. Karena dia telah memiliki pria lain yang sudah memacarinya beberapa hari lalu. Terima kasih” stefa mengirim pesan padanya. Selang beberapa detik, kring..
“masa bodohlah kalo begitu. Kan ada lo. Bahkan gue sendiri lebih suka sama lo”
            Stefa berdiri langsung selepas membacanya. Apa yang dikatakannya barusan, kak fion menyukainya? Ketimbang adikknya itu. Wahhh. Pikirannya kembali menyangkal.  Sekarang yang akan ada dipikirannya adalah apakah yang akan dilakukan oleh fansnya.
“wahhhhhhh” dia berteriak seraya memanjat ke atas kasur. “apa ini? Aku ditembak!!” Katanya berintonasi sedikit menurun, dan kembali ke baringanya lagi.
            Seterusnya, dan seterusnya. Akhirnya selang beberapa hari ini sang stefa yang suci dan pendiam itu telah memiliki kekasih hati. Yah, siapa lagi. Si fion idola para penumpang busway. Kira-kira sudah sampai 3 bulan ini.
“fa? Fion baik banget gak sih menurut lo?” Tiba-tiba stefi mendekati stefa yang tengah belajar di meja kamarnya.
“baik” sedikit mengangguk. Dan beralih ke bukunya lagi.
“terus, dia ganteng juga yah. Gue pikir dia itu culun loh”
            Stefa terus menatap bukunya disana. Tak sedikit pun menggubris omongan stefi dari sekian tadi. Selang cukup beberapa menit ocehannya terus saja ngelantur kepadanya. Dan sekian menit pula dia terus saja memandangi buku, dimana sekian kalinya dia mengetuk-ketuk pulpennya ke buku.
“gue suka sama kak fion” katanya tepat di telinganya, sedikit berbisik.
            Kalimat itu. Benar-benar membuat waktu terhenti seketika bagi stefa. Dia membatu mendengar kalimat itu. Dan beralih menghadapnya, tegang.
“apa? Kenapa bisa? Lo kan udah punya pacar?”-
“mantan pacar kaleee” stefi beralih dan pergi menuju tempa tidurnya. Dan menghempaskan tubuhnya disana. “gue mau jadi pacarnya” tambahnya.
“gak bisa” pelan stefa padanya.
“kenapa?” Stefi beranjak duduk dan kembali mendekatinya.
“aku udah jadian sama dia” stefa gemetar mengatakannya. Dan terus saja menatap buku.
            Stefi pergi lagi. Dan sekarang duduk di tempat tidurnya. Hening suasanya. Terlihat dia tengah memikirkan sesuatu untuk si kakaknya itu. Dan kembali mendekati stefa.
“ermmm, kalo begitu. Gue akan nyamar jadi lo, okeh? Kalau enggak, gue akan kabur dari rumah. Dan ini semua gue akan utarain ke mama dan papa ulah lo, kakak jahat hemmmmm”
“jangan, kamu gila apa? Bukannya ini salah lo. Lo yang gak mau jadian sama dia. Tapi kenapa lo harus begini?” Stefa beranjak dari tempat duduk asalnya tadi.
“oke, kalo begitu. Gue akan minggat dari rumah. Kenapa mereka tanya. Dan ini semua ulah lo, lo yang udah ngrebut pacar gue. Atau gue akan utarain ini semua ke bapak-ibu guru bahwa sang kakakku yang rajin dan terpelajar ini telah memiliki sang kekasih”
“okehhh, aku akan melakukannya. Kamu puas??”
            Senyum lebar terpampang di raut muka stefi mendengar perkataan itu dari kakaknya. Dia akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan dari sang kakaknya itu. Dia menari-nari dan berdiri di atas kasur untuk merayakannya. Dan sesekali juga mengajak sang kakak,
“terima kasih kakakku yang imutsshhhhh”
Pagi di sekolah. Stefi yang menyamar menjadi stefa telah berada di busway kebiasaannya bertemu sang pacar. Semua kebiasaanya telah jelas digambarkan sang kakaknya tadi malam. Dan akhirnya sampai, disana fion telah duduk sendiri menunggunya.
“selamat pagi, fa!!! Masih sakit perut tadi malem?” Tanya kak fion selepas stefi duduk di sampingnya. Dan dia mengangguk pelan.
“terus, nasib si adik bego lu itu gimana?”
            Bego? Adik stefa? Stefi terus menahan pendengarannya itu kepadanya. Dan mulai mengendalikan emosi di depannya seperti layaknya seorang stefa. “gapapa” singkatnya pelan.
            Setelah sampai mereka berdua turun. Seperti biasanya, tas yang digendong sang stefa itu dibawakn oleh fion. Dan stefi hanya membawa beberapa buku tebalnya. Ditambah kacamata besar yang ada di wajahnya itu. Mirip sekali dengan stefa. Sepertiga langkahnya dari gerbang. Stefi melihat stefa yang menyamar juga menyerupai dirinya. Memakai rok di atas lutut dan sedikit hiasan kosmetik yang tergambar di wajahnya.
“itu adikmu? Dia sangat menjijikan. Kenapa gue suka dulu” pelan kak fion pada stefi di sebelahnya. Dan stefi kembali mengangguk.
“kak, kenapa sih kakak lebih memilih aku ketimbang stefi?” Stefi sedikit pelan bertanya padanya seraya terus melangkah ke pintu utama sekolah yang sedikit jauh.
“karena lo itu sederhana. Enak diajak cerita, dan pintar lagi. Kita sama-sama murid tercerdas di sekolah ini. Dan lo itu, cantik. Hahahah, gue jujur banget” katanya sedikit tertawa.
            Seterusnya-seterusnya. Hubungan mereka alias penyamaran stefi telah berlangsung 3 bulan. Hubungannya selalu dalam kondisi awet-awet saja. Sedikit masalah langsung terselesaikan begitu seterusnya. Dan menambah stefi betah dengan kak fion seterusnya. Sedangkan nasib stefa yang menyamar menjadi adiknya itu telah merasa cukup untuk kesekian kalinya. Hingga dia berniat untuk merebut kembali jati-dirinya itu dari stefi. Dia merasa telah di bodohi oleh kelakuannya selama ini.
            Tepat, saat hari minggu seperti biasa. Kak fion dan stefi pergi ke tempat hiburan weekend bareng. Stefa yang menyamar menjadi adiknya dengan sengaja membuntutinya dari kejauhan. Kelakuan stefi terus saja menjadi. Hingga sampai stefa melihat tangan kanan kak fion telah berada melintang di belakang atas pinggang stefi, berada sangat dekat sekali jarak mereka. Saling suap-menyuap. Sedangkan aturan yang telah dijalankannya akhir-akhir ini tidak boleh sampai menyentuh selain tangan saja dalam pacarannya dengan kak dion dulu 3 bulan lau.
“kak fion, aturannya telah dilanggar” tiba-tiba stefa asli mendatangi mereka yang asyik bersandar-sandaran di sebuah kursi taman.
            Mereka terperanjat kaget melihat sosok stefi berada di antara mereka. Melotot mata mereka melihatnya tiba-tiba saja muncul.
“cukup sudah. Aku cape stefi” kata stefa asli seraya sedikit menurunkan roknya itu sedikit ke bawah lutut.
“stefi? Apa maksudnya ini?”
“lo itu! Lo itu nyebelin banget sih” stefi melotot-lotot dan terus saja menunjukan jarinya ke dada stefa. “gue udah sah pacaran sama kak fion”
            Kak fion beralih memundurkan diri, diantara mereka yang tengah berbincang keras tentang dirinya. Terus memhami kejadian ini.
“kak fion, aku stefa asli. Aku menyamar menjadi stefi karena ulah adikku ini” stefa mendundukan kepalanya, sedikit kembali membungkuk.
“stefa? Lo stefa atau dia stefa?” Kak fion terus saja mengungkitnya.
            Stefi merangkul kak fion dekat sekali. Dan mendekati wajahnya, berusaha memahami si fion itu atas kebingungannya.
“gue stefa kak!” Kedua pipinya dipegang erat oleh stefi.
“bohong. Aku stefa yang asli. Apa kakak tidak sadar, dia mengatakan kata gue untuk saya. Itu bukan cirri khasnya selama ini. Dan apa kakak tidak menyadari bahwa setiap kali belajar sepulang sekolah. Dia selalu tanya suatu soal? Kakak tahu sendiri sang stefa itu pintar,bukan?” Jelasnya panjang kepada kak fion disana.
“lepaskan gue” kak fion melangkah mundur lagi. Beberapa langkah. “kalian itu nyebelin banget gak sih! Ini stefa lah, itu stefa lah. Pusing kepala gue. Siapapun stefa. Gue sekarang sadar, jika lo stefa” menunjuk stefi yang berada sedikit dekat dengannya.
“gue sadar kalo lo itu bukan stefa yang asli. Lo adalah orang yang nyebelin banget, egois banget, dan satu. Gila. Lo itu orang gila, tega ngelakuin ini ke dia. Dan lo, stefa yang asli” beralih menunjuk stefa asli, “lo udah rela ngelakuin ini. Lo sebegitu relanya nglepasin gue buat si bodoh ini. Harusnya lo itu setia sama gue. Percaya sama gue. Eh, liat sekarang lo. Lo malah marah-marah kek gue. Pikir dong, ini semua salah lo sendiri” jelasnya panjang.
            Kak fion terus melangkah mundur. Dan pada titik hentiannya yang dia pikir tlah cukup. “gue benci kalian berdua” dia pergi meninggalkan mereka yang masih serius melihatnya berlari kian menjauh dari taman.
“adil, kan? Lo gak dapet, gue juga gak dapet. Fix banget duniai ini yah. Buat orang kembar kaya kita” stefi mendekati stefa, dan sedikit menepuk pundaknya, tersenyum bahagi.
ɷ ɷ ɷ ɷ ɷ



             

Comments

  1. Permainan Sportsbook Paling Lengkap ada di Winning303
    SBOSports - iSports - CSports - OSports

    Dapatkan odds dan pertandingan paling update di dalamnya...

    Winning303 juga menyediakan permainan lain dengan 1 ID...
    1. Live Casino
    2. Poker
    3. Slot Online
    4. Lottery/Togel
    5. Sabung Ayam

    Menang Berapapun Akan Kami Bayar Bosku...!!

    Hubungi Kami di :
    Customer Service 24 Jam
    WA: +6287785425244

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAKANAN KHAS DAERAH AJIBARANG

Hay, sobat. Welcome to my Incredible Blog. Kali ini aku mau kasih list nih buat kamu yang kepo dan cari referensi. Salah satu makanan Khas  daerah Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Untuk yang tertarik bisa mampir.. No. Nama Pangan Daerah Jenis Makanan/Minuman Deskripsi Makanan/Minuman 1. Kampel (Kupat Goreng) Makanan Sejenis makanan khas yang banyak diminati. Terbuat dari kupat dan irisan tahu maupun dages yang dibalut dengan adonan tepung yang gurih jika digoreng. Makanan yang cocok disajikan dalam kondisi dingin jika kampel masih terasa panas. Gurihnya semakin menjadi saat dipadukan dengan sambal hijau untuk dicolek maupun ditambah diantara kupat dan irisan tahu atau dages tadi. 2. Ranjem Makanan Makanan yang berasal dari ampas tahu ini menjadi salah satu makanan khas daerah Ajibarang. Makanan ini cocok dimakan saat masih han

BIOGRAFI SINGKAT SUHUD SASTRO KUSUMO

Haloo guys, kali ini saya akan update tentang biografi lagi nih. Kalian mungkin saja tak asing lagi dengan tokoh ini. Beliau adalah pencari tiang saat detik detik akan adanya pembacaan proklamasi Indonesia di rumah Soekarno. Let's check it Out !! Salah satu momen penting peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, selain pembacaan proklamasi adalah penggibaran bendera merah putih. Salah satu pelaku sejarah pengibaran bendera merah putih adalah Soehoed (baca: Suhud) disamping Latif Hendraningrat. Bernama lengkap Suhud Sastro Kusumo fotonya tampak jelas bercelana pendek saat peristiwa itu. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum menulis peristiwa tersebut dalam tulisan berjudul “Membuka Catatan Sejarah: Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 1945” : “Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua mete

Materi Seni Budaya Kelas X: Seni Rupa 3 Dimensi

Buat Kamu yang gak paham dengan materi penjelasan guru di sekolahmu, baca nih artikel yang udah saya susun rapih dan cetar membahana. Rangkuman untuk para pelajar SMA tuh. Cekidottt ><     1.     Pengertian Karya 3 Dimensi Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, karena mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Karena seni rupa tiga dimensi tidak mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya, sebagai contohnya patung, seni bangunan, (arsitektur) dan seni terapan misalnya perabotan rumah tangga.    2.     Fungsi Karya 3 Dimensi Dilihat dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fu